Mohon alas kaki dilepas

Jumat, 24 September 2010

Ada Robert di kamar asrama saya (-_-')

RobPattz korban keisengan :P



Akibat kegilaan saya sama Robert Pattinson :PP

Tanpa Behel + Lebaran = Gendut

Ehm.. cek cek *suara cowo*
Dear Readers...
Mumpung sekarang saya sedang tidak ada kerjaan, jadi saya putuskan untuk menyambung kembali kehidupan blog berdebu ini.
Apa yang terjadi dengan saya sekarang? Jelas saya udah ga punya behel lagi *unjukgigi*. Tapi apa yang benar-benar menjadi trending topic di pikiran saya sekarang? Yak, saya tambah gendut! *panik*
Saya benar-benar doyan ngemil. Apalagi sekarang udah ga pake behel, makan bisa sepuasnya. Dulunya ga boleh makan ini itu, sekarang bisa makan semuanya semaunya. Ditambah lagi pas lebaran makanan ada dimana-mana, jadilah saya seperti ini :D
Sebenarnya sih belum parah-parah amat, tapi sayanya aja yang parno. Setiap ada yang bilang "Iih, Ayu abis mudik tambah gendut deh" saya langsung panik, nyari kaca, dan joget-joget (abaikan). Bagaimanapun, saya juga sama dengan kebanyakan cewek-cewek di dunia : takut gendut. Bukan karena langsing itu cantik, tapi karena kalau saya gendut, baju-baju saya pasti nggak akan ada yang muat lagi *ngeles* :P
Intinya, sekarang saya sedang sibuk mikirin gimana caranya nurunin berat badan tanpa olahraga dan tetap bisa makan enak (sama aja bo'ong!). Yang penting kan niatnya dulu. Hehe...

Rabu, 15 September 2010

INSPIRASI DARI SANG BIDADARI

Saya bukan seseorang yang cukup cerdas untuk menjadikan hidup saya sebagai pelajaran dan inspirasi bagi orang lain. Namun kali ini saya akan mencoba bercerita tentang seseorang yang memotivasi hidup saya sampai sekarang, bahkan setelah dia tiada.

Setahun yang lalu, mama saya melahirkan seorang anak lagi. Anak keempat yang nantinya akan menjadi primadona di rumah kami. Setelah sekian lama sejak kelahiran saya, orang tua saya kembali dikaruniai anak perempuan. Saya yang telah 17 tahun menjadi anak perempuan satu-satunya di rumah sedikit merasa senang namun juga khawatir, saya akan tersaingi!

Kekhawatiran saya akhirnya hilang ketika saya pertama kalinya melihat bayi perempuan itu. Sungguh dia bayi tercantik yang pernah saya lihat seumur hidup saya. Saya rela membagi apapun demi dia. Rasa cemburu saya hilang seketika. Saya jatuh cinta kepadanya.

Mazaya Khairunnisa, itu nama yang kami berikan kepadanya. Mazaya artinya istimewa karena dia benar-benar istimewa. Saya tidak melebih-lebihkan, setiap orang yang melihat Mazaya mengaku langsung jatuh hati. Bahkan bagi orang yang sebelumnya tidak pernah menyukai anak kecil sekalipun.

Dalam waktu singkat, Mazaya telah mencuri hati semua orang. Kakek saya yang sebelumnya telah memiliki 26 cucu, mendadak menjadi diskriminatif. Seakan Mazaya adalah cucunya satu-satunya. Banyak orang yang ingin mengangkatnya sebagai anak mereka. Namun siapa yang rela memberikan bayi secantik itu kepada orang lain? Orang tua saya apalagi, Mazaya seperti anak satu-satunya bagi mereka. Tetapi saya dan kedua adik laki-laki saya yang lain tidak pernah merasa cemburu, atau tepatnya tidak tega untuk cemburu. Kami sama-sama menyayanginya sepenuh hati.

Perkembangan Mazaya terbilang pesat. Dibandingkan dengan sepupu-sepupunya yang seumuran, Mazaya yang perkembangannya terlampau cepat. Di umur 2 bulan dia sudah bisa telungkup, 3 bulan dia sudah bisa berdiri, 5 bulan sudah bisa berjalan dan bermain menggunakan Baby Walker. Karena itulah dia menjadi kebanggaan Orang tua saya. Selain cantik, dia juga pintar.

Sampai suatu ketika, saya menerima kabar bahwa saya diterima sebagai mahasiswa IPB. Keluarga saya bertambah bahagia. Saya merasa senang, tapi hati kecil saya menolak. Semuanya karena Mazaya. Saya tidak sanggup meninggalkannya ke Bogor. Saya pasti rindu setengah mati. Bahkan saya hampir menolak tawaran IPB dan memilih kuliah di salah satu universitas di Medan agar bisa sering-sering bersama Mazaya. Lucu memang, seorang anak bayi bisa membuat saya menolak tawaran salah satu universitas terbaik di Indonesia.

Saya sering bicara kepadanya, betapa beratnya saya meninggalkan dia. Dia satu-satunya alasan saya tidak sanggup pergi ke Bogor. Mazaya seakan mengerti ketika saya berbicara kepadanya, dia membalas tatapan saya dan meletakkan kepalanya di bahu saya seakan-akan dia tahu apa yang mengganggu pikiran saya.

Pada bulan Mei 2010 lalu, Mazaya mendadak sakit dan harus diopname di rumah sakit. Dia tiba-tiba terserang diare. 3 hari di rumah sakit keadaannya tidak kunjung membaik. Sampai hari keempat keadaannya semakin buruk. Mazaya harus dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar dan terpaksa dirawat di ICU. Pada saat itulah diketahui bahwa Mazaya tidak menderita diare biasa, tetapi malaria yang telah menyerang usus dan otaknya. Hanya sehari dia bisa bertahan di ICU. Tanggal 26 Mei jam 23.30, Mazaya menghembuskan nafas terakhirnya. Dia pergi meninggalkan kami semua tepat sebulan sebelum keberangkatan saya ke Bogor. Dia mengalah kepada saya, dia memudahkan jalan saya menuju masa depan.

Kepergian Mazaya seperti kiamat kecil di keluarga kami. Hati kami hancur. Setelah kepergiannya itulah saya membulatkan tekat saya untuk berangkat ke Bogor. Saya yakin inilah pengorbanan dia kepada saya dan untuk itu saya tidak boleh menyia-nyiakannya. Mazaya pergi agar saya bisa dengan mudah pergi ke Bogor dan agar Orang tua saya bisa menunaikan ibadah haji yang tertunda karena kelahirannya. Sampai saat ini ketika saya putus asa, saya selalu teringat pada Mazaya. Saya harus melanjutkan pendidikan saya demi dia. Demi pengorbanan sang Bidadari kecil....

Rabu, 12 Mei 2010

LEPAS BEHEL :DD

Ow yeah... Akhirnya impian saya selama kurang lebih 2 tahun ini telah terwujud. Yak, saya akhirnya lepas behel saudara-saudara !! *tertawa lebar* . Nggak ada perasaan sedih sama sekali berpisah dengan si behel itu, saya malah senang banget. Sebenarnya jadwal buka behel saya akhir bulan ini, tapi karena saya nggak sabar akhirnya saya berhasil meyakinkan si dokter buat buka behelnya lebih cepat. Saya bilang akhir bulan ini kemungkinan saya sibuk mempersiapkan kepindahan ke Bogor, hhahaha.. Alesan!!

Proses lepas behelnya nggak lama. Sebentar banget, nggak sebanding sama proses pemasangannya yang sampe berjam-jam *kesal*. Sebelum diproses si dokter sok-sok bikin saya nggak yakin buat buka behel.

Dokter Gigi Gaul (DGG) : Jadi hari ini mau dibuka??

Saya : *menjawab mantap* Yupz!

DGG : Yakin?

Saya : Iyeee....

DGG : Beneran nih?

Saya : Iya, dok!! Kan katanya udah bisa dibuka!!

DGG : Ya udah deh, dibuka aja.

Saya : *memutar mata* Cape deeeh....

Satu persatu peralatan perang (?) dari gigi saya dilepas. Nah, yang paling sakit tuh waktu buka cincin besi yang dipakein di masing2 gigi paling belakang. Karena udah hampir 2 tahun, cincin-cincin itu jadi menyatu dengan gusi, kayak tertanam dalam gusi gitu. Pas ditarik ke atas ya ampuuun sakitnya!!! Saya nggak berani tereak karena malu :P. Yang lebih parah 2 dari 4 cincin yang di gigi saya udah nempel banget, jadi makin susah bukanya (dan makin sakit). Akhirnya dengan perjuangan sang Dokter Gigi Gaul dan pengobanan saya, cincinnya bisa dibuka juga.

Nggak sampe setengah jam semua proses selesai. Pertama kali tanpa behel rasanya agak aneh. Rasanya rongga mulut saya plong gitu.. Berasa ada yang kurang. Tapi pas saya liat di cermin, aduhaaiii... Cantik sekali gigiku !! :D. Ternyata nggak sia-sia pengobanan saya. Gingsul udah nggak ada, barisan gigi bawah udah rapi banget. Saya pun pulang dengan tersenyum lebar. Sampe-sampe nggak rela mingkem, hhihihi...

Kamis, 01 April 2010

Bangkit dari Mati Suri

Yo yo yo!! hello semuaaa...
Blog ini hidup kembali! Yiihaa... Duh, lama banget ya blog ini mati suri. Siapa sih bloggernya?! *pura-pura nggak tau*

Sekarang ini saya lagi sibuk banget ujian. Baru aja selesai UN nih. Dan saya berhasil melewatinya dengan selamat tanpa sakit jantung. Yak! UN membuat saya menjadi sedikit nggak waras (udah dari dulu kan? hhehe..). Tapi beneran, selama UN kemaren saya jadi susah tidur, nggak selera makan, jantung berdebar, jerawatan, dan makin cantik aja (nggak penting). Ok, yang penting sekarang tinggal menunggu hasilnya. Mudah-mudahan saya lulus dengan sukses. Amiiin..

By the way, saya udah keterima di IPB jurusan Ilmu Komputer lewat jalur PMP. Artinya kalau UN saya sukses (Amiin) saya akan berangkat ke... Bogor!! Pindah ke sana deh.. Hhuhu... Kasian orang-orang Stabat pasti kangen berat sama saya nanti :P
Walaupun saya harus rela nggak jadi dokter gigi, tapi saya masih bisa jadi dokter komputer (emang ada?). Kita boleh-boleh aja punya cita-cita, tapi akhirnya Allah juga yang menentukan. Dan inilah jalan saya, tetap semangat dengan cita-cita baru!!

Udah nggak sabar pengen jadi mahasiswa nih, hhehe. Waktu pengumuman PMP bulan Februari lalu, saya lagi sakit dan nggak masuk sekolah. Demam saya lagi parah-parahnya. Saya lagi tidur di kamar, waktu itu masih sekitar jam 10.30 pagi. Tiba-tiba tempat tidur saya bergetar, saya langsung lari keluar dan tereak-tereak gempa. Nggak deng!! Cuma HP saya yang bergetar kok, hhihi... Rupanya itu telepon dari sahabat (bisa dibilang pacar kedua) saya, si Vivi. Waktu lagi nelpon itu dia kayak lagi ketakutan dan ada suara guru yang kedengaran. Saya pikir saya bakal kena marah gara-gara nggak masuk sekolah. Udah takut banget. Dalam otak saya : "Mampus! ternyata saya segitu ngangeninnya, sampe-sampe guru saya kecarian."
Ternyata si guru itu nggak kangen sama saya, tapi sama Papa saya (Lho?).

Vivi : Halo? Nai, Papamu ada di rumah?

Saya : (kebangun, masih pusing) Hah? ngapain kau nyariin Papaku? ntar Mamaku marah!!

Vivi : Idih, bukan gitu! Papamu disuruh datang ke sekolah sekarang...

(ada suara grusak-grusuk di ujung telepon, tiba-tiba si Guru Sekolah tadi bicara)

Guru Sekolah (GS) : Ayu? Suruh orang tuamu datang ke sekolah sekarang! Jangan lama-lama!

Saya : (nahan mual karena kaget dengar suara Vivi berubah jadi suara om om) Lho, Sebenarnya ada apa ini, pak?

GS : Udah, nggak usah banyak tanya. Saya minta nomor orang tuamu sekarang. Kalau bisa jangan Ibumu, Ayahmu aja.

Saya : I.. iya deh, pak. Bentar lagi saya kirim.

Telepon terputus dan saya muntah dengan sukses.
Nggak lama, Papa saya berangkat ke Sekolah. Nggak sampe lima belas menit, Papa saya yang nelpon dari sekolah bilangin kalau saya lulus PMP! Great, saya sembuh seketika (walaupun besoknya demam lagi). Ternyata Sahabat (dan pacar kedua) saya tercinta itu juga lulus di IPB. Hebat banget, kami bisa meneruskan hubungan terlarang ini (buat pacar saya : maaf sayaaang...Hhehehe).

Jumat, 25 Desember 2009

Assalamu’alaikum...
Hallooow semuaaa!! Nai posting lagi nih (Lho, masih idup Nai???). Lama juga ya Nai yang super fabulus ini nggak mampir buat posting, hhehe... Bener-bener bukan penulis yang baik.

Akhir-akhir ini semuanya lancar-lancar aja. Iyah, lancar banget! Udah nggak sembelit lagi (Ups!).

By the WayCe (baca: WC), belakangan saya merasa jadi artis banget de... Hhaha... Ngarep! Soalnya adaaa aja yang bikin gosip yang nggak-nggak. Saya dibilangin pacaran sama si A lah, si B lah.... Risih juga lama-lama. Padahal saya ngarepnya digosipin sama Robert Pattinson gitchu, biar ngerasain gimana rasanya dikejar-kejar infotainment.

Ngemeng-ngemeng soal infotainment, jadi ingat Luna(i) Maya nih. Heboh gini kasusnya,
padahal cuma ngata-ngatain orang lewat twitter aja kok (itu namanya nggak boleh, Nai...). Tapi gimanapun saya tetap belain Luna(i), secara dia mirip banget sama saya (gubrak!).

Saya lagi nyiapin acara buat liburan nih. Rencananya mau jalan-jalan ke pantai bareng anak-anak segenk. Tapi ternyata susah juga nyari pantai bagus di daerah Sumatera Utara ini. Rata-rata pantainya kurang bersih dan kata temen saya air lautnya udah kayak septiteng. Astaga, Bayangin aja kita lagi asik-asiknya maen air disitu tiba-tiba ngeliat benda kuning lonjong lagi ngapung! Eh, ternyata itu bungkus Richees Nabati. Hhehe....

Susah banget nyari pantai bagus yang dekat and mudah di jangkau. Mau ke pegunungan, udah bosen banget. Pengennya sekali-sekali ke Bali gitu...(Duit dari mana, Non??). Bagi pembaca yang tau tentang pantai yang bagus di daerah Sumut, kasi tau yah... Ntar dapet hadiah berupa do’a dari saya!
NB : Awas penipuan. Nai hanya membagi-bagikan hadiah berupa do’a dan tidak dikenai biaya. Ya iya lah... Masa’ do’a pake bayar segala, dosa tauk!


Blogspot Template by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Home Interiors